Sabtu, 21 April 2018

ISI HATI ZAHRA


Hai, perkenalkan aku Zahra :)
Ini pertama kalinya aku menyadari sesuatu.

Aaaah, bukan. Sepertinya aku belum juga sadar. Jika aku bilang “entah ini apa namanya” sepertinya aku berbohong. Sebenarnya aku tahu dan sadar, tapi aku menolak untuk menerimanya.

Aku pikir ini bukan pertama kalinya aku menolak perasaan seperti ini, jadi pikirku aku akan bisa dan mudah menghapusnya. Yaaa, aku berhasil untuk menutupinya, itu harapanku. Tapi entah apakah dia tak menyadari yang terjadi pada urusan hatiku ini. Sesekali aku mencuri pandang ke wajahnya dan mencoba untuk menatap matanya, berharap tidak akan ada apa-apa seperti pertama kali aku mengenalnya kala itu. Tapi baru sekian detik aku melihat wajahnya, sepertinya aku tak sanggup dan meleleh disaat bersamaan dengan munculnya senyum di wajahnya.

Astagfirullahal’adzim
Astagfirullahal’adzim
Astagfirullahal’adzim

Ini apa ya Allah pikirku seketika sambil mengalihkan wajahku ke laptop lagi. Berusaha mengalihkan pandangan ke video yang sedang aku buka di YouTube dan mencoba menyampaikan komentarku tentang video tersebut kepadanya. Semoga dia tidak melihat raut mukaku yang berubah memerah ataupun suara degup jantungku ini ya Allah. Selama sesi ngobrol itu aku yakin, hanya dua kali aku sanggup menatap wajahnya. Selebihnya pandangan mataku mencoba beralih ke laptop ataupun sketchbook yang ada disampingku.

Ya Allah, begitu indah makhluk ciptaan-Mu  yang satu ini ya Allah. Senyumnya, suaranya dan semua yang dia lakukan berhasil menawan hatiku ini tanpa permisi. Ini berbahaya, gawat pikirku. Aku harus segera mencari alasan untuk tidak menyukainya agar urusan hatiku ini bisa segera diakhiri. Belum saatnya dan mungkin jika saatnya tiba pun aku dan dia tidak akan bisa bersama ataupun bersatu. Jadi baiknya memang seperti ini, sebelum rasa ini makin tak terbendungkan, aku pikir harus segera delete all. Khawatir sepertinya tidak akan bertamu di hatiku karena urusan menutupi hati, delete all, dan sebagainya adalah keahlianku.

Maaf karena tanpa ijin sudah menyukaimu padahal suku kita jelas berbeda, usiapun tak sama, Pendidikan juga sepertinya dia lebih tinggi karena fastrack adalah pilihannya. Cukup rasa kagum ini hanya menjadi rasa kagumku terhadapnya karena mengagumi ciptaan Allah SWT yang maha sempurna bagiku. 

Do'aku : Selamat untuk fastracknya, semoga dilancarkan dan mudah-mudahan bias segera selesai sehingga bisa membahagaikan kedua orangtua.

Terima kasih atas kehadirannya dalam sepotong kehidupanku di dunia ini. Terima kasih atas perasaan kagum tanpa alasan yang kau berikan dengan munculnya dirimu. Aku berharap kebahagiaan senantiasa mengiringi langkahnya dan hobby nya dalam perjalanan hidupnya. Amin