Hai, perkenalkan aku Zahra :)
Ini pertama kalinya aku menyadari
sesuatu.
Aaaah, bukan. Sepertinya aku
belum juga sadar. Jika aku bilang “entah ini apa namanya” sepertinya aku
berbohong. Sebenarnya aku tahu dan sadar, tapi aku menolak untuk menerimanya.
Aku pikir ini bukan pertama kalinya
aku menolak perasaan seperti ini, jadi pikirku aku akan bisa dan mudah
menghapusnya. Yaaa, aku berhasil untuk menutupinya, itu harapanku. Tapi entah
apakah dia tak menyadari yang terjadi pada urusan hatiku ini. Sesekali aku
mencuri pandang ke wajahnya dan mencoba untuk menatap matanya, berharap tidak
akan ada apa-apa seperti pertama kali aku mengenalnya kala itu. Tapi baru
sekian detik aku melihat wajahnya, sepertinya aku tak sanggup dan meleleh
disaat bersamaan dengan munculnya senyum di wajahnya.
Astagfirullahal’adzim
Astagfirullahal’adzim
Astagfirullahal’adzim
Ini apa ya Allah pikirku seketika
sambil mengalihkan wajahku ke laptop lagi. Berusaha mengalihkan pandangan ke
video yang sedang aku buka di YouTube dan mencoba menyampaikan komentarku tentang
video tersebut kepadanya. Semoga dia tidak melihat raut mukaku yang berubah
memerah ataupun suara degup jantungku ini ya Allah. Selama sesi ngobrol itu aku
yakin, hanya dua kali aku sanggup menatap wajahnya. Selebihnya pandangan mataku
mencoba beralih ke laptop ataupun sketchbook yang ada disampingku.
Ya Allah, begitu indah makhluk
ciptaan-Mu yang satu ini ya Allah. Senyumnya,
suaranya dan semua yang dia lakukan berhasil menawan hatiku ini tanpa permisi.
Ini berbahaya, gawat pikirku. Aku harus segera mencari alasan untuk tidak
menyukainya agar urusan hatiku ini bisa segera diakhiri. Belum saatnya dan
mungkin jika saatnya tiba pun aku dan dia tidak akan bisa bersama ataupun
bersatu. Jadi baiknya memang seperti ini, sebelum rasa ini makin tak terbendungkan,
aku pikir harus segera delete all.
Khawatir sepertinya tidak akan bertamu di hatiku karena urusan menutupi hati, delete all, dan sebagainya adalah
keahlianku.
Maaf karena tanpa ijin sudah
menyukaimu padahal suku kita jelas berbeda, usiapun tak sama, Pendidikan juga
sepertinya dia lebih tinggi karena fastrack
adalah pilihannya. Cukup rasa kagum ini hanya menjadi rasa kagumku
terhadapnya karena mengagumi ciptaan Allah SWT yang maha sempurna bagiku.
Do'aku : Selamat untuk fastracknya, semoga
dilancarkan dan mudah-mudahan bias segera selesai sehingga bisa membahagaikan
kedua orangtua.
Terima kasih atas kehadirannya
dalam sepotong kehidupanku di dunia ini. Terima kasih atas perasaan kagum tanpa
alasan yang kau berikan dengan munculnya dirimu. Aku berharap kebahagiaan
senantiasa mengiringi langkahnya dan hobby nya dalam perjalanan hidupnya. Amin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar