Selasa, 13 Oktober 2015

Annivesary AB Farming 04 Oktober 2015



Annivesary AB Farming 04 Oktober 2015
AB Farming... ya ... AB Farming. Berawal dari beasiswa PKPU angkatan I IPB. Tidak hanya tugas bulanan,kita pun dituntut untuk bisa berbagi dengan adanya tugas kelompok yaitu membuat social project. Dan AB Farming inilah yang kami berlima usulkan sebagai social project kami.
5 AnakMUDA IPB -AB Farming- Dari kanan-kiri : Million, Yunan, Iqbal, Kak Iip dan Mun
Founder AB Farming diantaranya Million Muhammad (ketua), Muhammad Iqbal, Yunan Bayu Pratama, Hanif Miftah dan Munawaroh. Kelima AnakMUDA IPB tersebut mengusulkan dan kemudian menjalankan AB Farming dengan kerjasama komunitas sosial yang ada di Bogor, seperti AgroEdu Jampang Tourism, Dunia Sosialku, Komunitas Putra Putri, Indonesia Bangun Desa dan Dompet Dhuafa. AB Farming diimplementasikan di Desa Cigelap kec Ciseeng Bogor-Jawa Barat.
Dua program unggulan AB Farming adalah #anakpetanicerdas (kerjasama dengan AgroEdu Jampang Tourism) dan #pekaranganproduktif (bersama Dunia Sosialku). Jika #anakpetanicerdas ditargetkan untuk anak-anak desanya sedangkan #pekaranganproduktif ditargetkan kepada ibu-ibu yang ada di RT 01 dan RT 03 (RW 06, Cigelap).
Wah sepertinya cukup cerita asal usul AB Farming. Back to judul. Ceritanya bulan Oktober 2014 lalu AB Farming mulai menjalankan programnya. Nah, di bulan Oktober 2015 ini tepat satu tahun AB Farming genap usianya. Sebagai ajang silaturahmi juga, Lima AnakMUDA PKPU angkatan I IPB founder AB farming menyempatkan untuk ber-refreshing bareng setelah sekian lama tidak lagi berkumpul. Sekaligus merayakan annivesary AB Farming yang pertama. Kita nonton bareng film “Everest” di bioskop Ekalokasari tepat tanggal 04 Oktober 2015. Makan bareng juga sebelum nonton.
Alhamdulillah, semoga silaturahmi ini bisa terjaga sampai nanti. Amin..
AB FARMING : Memberi untuk Membangun
#terusemangaterus


131. Nonton Bareng AB Farming :)

(: Edisi Masa Depan :)

217 Kata Nasehat dari Salah Satu Kakak 5mm
Yang dimaksud mendapatkan kepercayaan ditmawa gimana maksudnya? Apakah Mun ingin kerja di ditmawa atau dalam organisasi aja? Kalau dalam organisasi saja bukannya Mun udah lama dapet kepercayaan di ditmawa sejak dari Bu Mega? Tapi kalau saran kakak, ambil kesempatan ini karena Kakak sendiri merasakan kerja diluar itu kurang menyenangkan kalau tidak sesuai dengan : 1. Bidang ilmu kita, 2. Passion kita.
Kakak juga lihat, passion kerja Mun cocok di ditmawa. Jadi saran Kakak ambil saja. Untuk selanjutnya insyaallah Mun akan ada gambaran. Apakah S2 atau yang lainnya. Salah dalam kerja itu wajar. Asal jangan salah terus, itu namanya kita gak belajar. Intinya kalau dalam kerja dituntut profesionalitas. Mau di mana Mun tempatnya. Positifnya kalau Mun ambil kesempatan ini Mun sudah tahu medan dan punya pengalaman. Negatifnya pun Mun seharusnya sudah paham, sehingga bisa Mun antisipasi.
Ketika kita kerja di luar pun sama. Kita sarjana yang baru lulus masih harus memasuki proses belajar yang lamanya ditentukan sesuai perusahaan tersebut. Profesional jelas dituntut. Cuma minusnya dunianya saja yang baru, jadi kita harus ekstra adaptasi. Tapi sesuaikan juga dengan mimpi-mimpi Mun. Kalau bisa ambil kerjaan yang menunjang untuk bisa menggapai impian-impian Mun yang sudah Mun tuliskan. Kakak hanya memberikan pendapat saja. Karna pun kakak sekarang masih berada pada jalur yang tidak seharusnya. Itu hanya pendapat. Yang lebih tahu Mun. Heheeh
Hehe, terima kasih Kak atas masukannya. Setidaknya Mun bisa lebih yakin untuk mengambil keputusan apa. Tentunya setelah mendapatkan ijin dari orangtua di Kendal. Semoga bisa menjadi keputusan yang terbaik. Amin...

Jumat, 02 Oktober 2015

Cerita di Ambon Manise #2



Kisah Pensiunan ABRI asli Ambon

Namanya Kakek John Erick. Seorang pensiunan ABRI yang sudah berusia 65 tahun. Bapak dengan dua orang anak ini ternyata masih berjiwa “ABRI” dengan sepenuh jiwa idealismenya. Layaknya mahasiswa yang mempunyai idealisme tinggi untuk mendasari pergerakan yang dilakukannya. Walaupun sedikit akhirnya dari mahasiswa ketika sudah lulus dalam artian bukan mahasiswa lagi, masih memegang idealismenya. Tapi berbeda dengan Kakek John Erick yang masih memegang idealismenya bahkan sampai beliau pensiun diusia tuanya. Hidup dengan kesederhanaan dan kecukupan itulah yang dijalani Kakek J.E sehari-harinya. Kalau kata Kakek J.E, “misalkan hari ini bisa makan ikan ya makanlah, sebaliknya jika hari berikutnya hanya bisa makan bubur dengan garam ya makanlah juga.” Jadi kesimpulannya adalah syukuri setiap hari kehidupanmu, tidak perlu harta melimpah kalau hidup tidak tenang. Lebih baik hidup sederhana dan kecukupan dengan senantiasa bersyukur itulah kunci dari kehidupan yang sebenarnya.
Kakek dengan dua anak dan enam cucu ini tentunya mempunyai kisah menarik tentang pengalaman beliau selama menjadi ABRI sampai akhirnya pensiun dengan gelar Kapten. Kakek J.E mempunyai seorang istri asli suku Jawa dari Pasuruan – Jawa Timur. Fakta unik kedua tentang beliau adalah beliau menikah dengan wanita muslim padahal beliau beragama Kristen Protestan. Tidak ada yang memaksa istri harus ikut beliau masuk Kristen dan sebaliknya istri juga tidak memaksa beliau untuk masuk Islam. Inilah salah kenyataan unik ketika sepasang suami istri beda agama dapat hidup berdampingan hingga lahir cucunya. Hanya satu hal yang diperlukan yaitu kepercayaan diantara pasangan.
Ketika ditanya sudah berapa lama Kakek menikah, jawaban beliau sederhana, “sudah lama tho, kan sampai udah punya 6 cucu” dengan logat Ambonnya dan tertawa lepas.