Senin, 19 Juni 2017

Karena Jatuh Cinta adalah Mubah atau Boleh – Boleh Saja

“Cinta itu anugerah, merasakannya adalah fitrah, menjaganya adalah ibadah. Karena jatuh cinta adalah mubah atau boleh – boleh saja, namun menyikapinya bisa menjadi pahala berlimpah atau malah menjatuhkan kita dalam dosa dan musibah. Karena cinta itu anugerah luar biasa, maka pilihlah jalan untuk memuliakan cinta. Menjauhkannya dari cara-cara nista dan meletakkannya sesuai aturan Sang Pencipta.”

Satu paragraf kalimat yang begitu ku ingat dari sebuah novel karya Fauzan Miftakhudin yang berjudul “Bicara Cinta”.

Setiap insan manusia, anak kecil, remaja, dewasa, orang tua, anak muda, siapapun itu pasti pernah merasakan perasaan hebat yang dinamakan “Cinta”. Ah, bukan pernah lagi. Mungkin sekarang sedang merasakannya. Sebuah anugerah rasa yang Allah titipkan pada setiap hati hambanya. Seperti kutipan paragraf di atas bahwa cinta itu anugerah, betul itu. Cinta memang anugerah dari Allah SWT. Kemudian apakah salah jika merasakan cinta? Tentu saja tidak, karena merasakan cinta yang artinya merasakan anugerah rasa dari Allah SWT itu adalah sebuah fitrah, fitrah kita sebagai manusia yang memiliki akal dan perasaan. Apalagi kalau kita mampu untuk menjaga cinta yang Allah titipkan tersebut, maka perilaku itu akan menjadi bernilai ibadah. Dan karena jatuh cinta adalah mubah atau yang bisa dibilang boleh – boleh saja, lantas sikap/perlakuan apa yang akan kita berikan terhadap kata kerja yang bernama “Jatuh Cinta” itu?

Pilihan perlakuan tersebut biasanya akan berbeda-beda setiap orangnya. Akankah rasa jatuh cinta itu menguasai diri kita? Ataukah kita yang akan mengendalikan rasa jatuh cinta itu? Ataukah kita menolak rasa jatuh cinta itu? Ataukah kita menerima rasa jatuh cinta itu? Ataukah ada perlakuan lainnya?

Yang jelas dari semua perlakuan yang aku ketahui selama ini, kategorinya hanya ada dua perlakuan yaitu :
(1)   Menyikapinya dengan jalan yang menjatuhkan kita dalam dosa dan musibah, atau
(2)   Menyikapinya dengan jalan yang bisa menjadikannya pahala berlimpah

Apapun perlakuannya terhadap rasa yang bernama “Cinta” tersebut, setiap insan manusia pasti sudah tahu dampak yang ditimbulkannya.

Dan ini jalan yang kupilih. Karena cinta itu anugerah luar biasa, maka kupilih jalan untuk memuliakan cinta, memuliakan-Nya. Aku yakin cara inilah yang mampu menjauhkannya dari cara-cara nista dan meletakannya sesuai aturan Sang Pencipta, Sang Maha Pemilik Cinta, Sang Maha Pemilik Hati. Dengan tetap menjaganya, menjaga titipan-Nya.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar