Jumat, 30 Maret 2018

Langit dan Hati

Bagaikan langit disore hari,
Berwarna biru, sebiru hatiku

Terdengar seperti sebuah lagu ya sepertinya. Dan memang itu lagunya Bunda Melly Goeslow :)

Padahal bukan itu maksud dari judul "langit dan hati" yang akan aku tulis. Iya bukan. Tapi lebih ke langit dan hati itu sendiri tanpa melibatkan aku

Hal ini baru tersadar olehku ketika selesai sholat dhuhur di Masjid Rektorat IPB.
Menatap birunya langit dan tangguhnya gedung Rektorat IPB yang memang memiliki bentuk unik piramid nya.

Anggun pikirku.

Tapi sekita langit pun berubah menjadi gelap keabuan karena mendung telah datang ketika selesai sholat ashar. Dan tentunya masih di lokasi yang sama. Langit di atas Rektorat IPB. Perlahan tapi pasti langit pun menjadi keabuan merata dan seperti mata yang tak dapat lagi menampung penuhnya air yang dibawa sang mendung, hujan pun jatuh. Jatuh ke bumi dengan tanpa bersalah. Tak lama setelah satu jam semua air yang ditampung mendung jatuh ke bumi, langit pun kembali cerah tanpa sang mendung. Bukan biru. Bukan

Melainkan kuning orange terpancar karena terpaan matahari sore. Langit sore memang keren, langit setelah hujan juga cantik, tapi paling keren memang langit sore setelah hujan. Luar biasa

Sesekali langit dihiasi oleh pelangi yang melengkung luwes di langit. Biasanya bulan April sang pelangi akan muncul. Tunggu ya, semoga April 2018 ini sang pelangi muncul lagi menemani si langit.


Aaaah, baru sadar langit yang sering berubah ubah itu tak lain dan tak bukan mirip dengan hati manusia yang penuh dengan perasaan bermacam macam.

Langit. Hati. Langit. Hati. Langit = Hati

Tidak ada komentar:

Posting Komentar