Minggu, 01 Juli 2018

ALLAH CEMBURU

Rasanya hambar. Atau tepatnya tidak berasa apapun. Entahlah sejak kapan perasaan seperti ini menghinggapi relung hati paling dalamku. Sudah terlalu banyak harapan yang terabaikan. Sudah terlalu banyak harapan yang tak pernah sampai. Sudah terlalu banyak harapan yang tak berujung sesuai hati. Apakah salah jika semua harapan itu dilandasakan pada hati? Apakah salah jika semua harapan itu melibatkan hati? Apakah salah jika semua harapan itu terlalu jujur dan sepenuh hati?

Bukan. Bukan seperti itu. Nampaknya ini adalah sebuah perasaan yang dinamakan "kecewa". Ah, bolehkan disebut seperti itu? Bukankan kecewa itu hanya untuk orang yang saling mempercayai kan? Dua orang atau lebih yang sama-sama sudah saling tahu hingga naik ke tingkat atau level percaya. Seiring dengan kata percaya, bersiap-siaplah kata kecewa juga membuntuti disana. Bahkan kecewa juga bisa menghampiri diri sendiri nampaknya. Diri sendiri antara jiwa dan raga yang terkadang tidak seirama menimbulkan rasa kecewa pada diri sendiri. Ah, sudahlah. Membahas kata kecewa mengingatkan aku dengan lagu Bunga Citra Lestari yang berjudul Kecewa.

Ku ingin marah, melampiaskan
tapi ku hanyalah, sendiri disini
ingin ku tunjukkan pada siapa saja yang ada
bahwa hatiku kecewaaaaaaaa

Mungkin pada satu bait lagu Kecewa nya BCL cukup menggambarkan kecewa yang aku sampaikan sebelumnya di atas. Tapi pada bait-bait lainnya jelas tidak relevan. Karena kecewa disini adalah kecewa bukan hanya karena satu orang melainkan lebih ke kecewa karena perilaku. Bukan kecewa pada orangnya tapi lebih kepada perilaku yang ditunjukkan. Atau bisa dibilang kenapa sikap itu yang diambil. Ah, diriku, dirimu, dirinya dan mereka memang hanya manusia biasa yang punya peluang untuk melakukan suatu hal yang memunculkan kata kecewa. Bukankah sudah jelas disampaikan dalam Al - Qur'an kalau setiap manusia itu berperilaku sesuai dengan peringainya masing-masing dan Allah yang Maha Mengetahui siapa yang benar dan siapa yang salah.

Dan akhirnya memang benar adanya ketika aku meletakkan pengharapan pada manusia maka Allah akan timpakan pedihnya rasa kecewa. Karena sesungguhnya Allah cemburu. Allah cemburu, subhanallah......

Dan inilah hidup di dunia, yang hanya sebentar saja, yang hanya penuh dengan sandiwara, yang penuh dengan teka-teki, yang penuh dengan misteri ilahi, yang penuh dengan senda gurau belaka. Karena sesungguhnya hidup yang kekal abadi adalah kehidupan di akhirat. Maka berlomba-lombalah dalam mengumpulkan bekal untuk menuju ke akhirat.

Aku berharap kita semua bisa berkumpul kembali diakhirat nanti, di surgaNya Allah SWT, insyaallah. Amin ya Rabbal'alamin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar